Rabu, 29 Juli 2020

Digitalisasi SPBU Ditargetkan Rampung Agustus 2020

Implementasi digitalisasi stasiun layanan bahan bakar umum (SPBU) di berbagai lokasi telah mengalami masalah. Akibatnya, tujuan menyelesaikan digitalisasi pompa bensin telah tertunda.

Ada beberapa alasan mengapa pompa bensin dilarang. Pertama, ada pandemi Covid-19 yang menghambat implementasi di lapangan. Penyebab kedua adalah keberadaan beberapa pompa bensin tua. Dexlite

Kendala serius lainnya adalah jaringan digital yang tidak merata. Oleh karena itu ada beberapa poin yang belum dapat sepenuhnya mengimplementasikan digitalisasi ini.

Wakil Presiden Senior Operasi Bisnis Pertamina Yanuar Budi Hartanto mengatakan bahwa sebenarnya semua fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan untuk mendigitalkan pompa bensin sudah ada di lapangan.

Hanya saja saat ini dibatasi oleh instalasi. Selain itu, beberapa alat terhambat oleh masalah imigrasi karena masalah covid-19. Selain itu, distributor lama harus terlebih dahulu diperbarui. Harga pertamina dex

PT Telkom (Persero) sebagai pihak yang bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) untuk mendigitalkan stasiun layanan ini, menambahkan bahwa sebenarnya ada beberapa daerah atau stasiun layanan dengan jaringan sinyal yang buruk.

Namun, Yanuar kembali menginginkan digitalisasi ini selesai pada Agustus 2020.

"Lalu, untuk target Agustus, semuanya terintegrasi. Jadi semuanya terintegrasi pada Agustus 2020," katanya pada konferensi pers tentang implementasi program digitalisasi SPBU di Gedung BPH Migas, Rabu 08/07. / 2020).

Pada kesempatan ini, Yanuar juga memastikan bahwa tidak ada pengurangan denyut jantung di pompa bensin, karena menurutnya, digitalisasi itu hanya transisi dari pencatatan manual ke rekaman digital.

"Mengurangi sumber daya manusia, saya pikir tidak ada. Karena itu hanya pergeseran dari manual ke IT yang harus kita perhitungkan, itu tidak lagi manual, ini yang berarti mereka secara otomatis terhubung langsung ke stasiun layanan, ”katanya.

BPH Migas Akui Digitalisasi SPBU Masih Jauh dari Target

Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengatakan, kemajuan dalam digitalisasi SPBU oleh PT Pertamina (Persero) masih jauh dari target.

Pada tanggal 30 Juni 2020, status digitalisasi stasiun layanan dengan memperoleh status undang-undang transfer (BAST) adalah 44,80% atau 2.247 stasiun layanan dibandingkan dengan target 5.518 stasiun layanan.

"Di antara pencapaian ini, hingga 4.819 stasiun layanan, atau 87,33%, telah memasang ATG (Pengukur Tangki Otomatis). EDC LinkAja telah menginstal 3.060 pompa bensin di mana 55,45%, 1.268 pompa bensin atau 22,98% telah direkam oleh polisi melalui EDC ”, jelas kepala BPH Migas, Mr. Fanshurullah Asa selama konferensi pers Rabu ini (07/08/2020).

Selain itu, lanjutnya, hingga 1577 atau 28,58% telah didigitalkan dan menghasilkan data yang dapat diakses melalui panel yang dikembangkan oleh PT Pertamina, termasuk data volume penjualan per transaksi, nilai transaksi penjualan, data transaksi oleh stasiun layanan.

Belum Penuhi Kriteria

Namun, data ini tidak memenuhi kriteria yang diharapkan oleh BPH Migas, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alat pemantauan komprehensif dalam distribusi JBT dan JBKP.

Sebelumnya, PT Pertamina bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia untuk membangun program digitalisasi untuk 5.518 pompa bensin di seluruh Republik Indonesia, yang dimulai pada 31 Agustus 2018 dengan target penyelesaian pada akhir Desember 2018.

Namun sepanjang jalan, Fanshurullah mengungkapkan bahwa proyek ini mengubah fokus empat kali. Sasaran pertama pada 31 Desember 2018 kemudian disahkan menjadi 28 Juni 2019, sekali lagi hingga 31 Desember 2019 dan akhirnya hingga 30 Juni 2020, yang belum tercapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar